Celoteh Tentang "Perbaikan Gizi"
Habis makan pake ayam, pada jam menjelang siang,
dirumahku tersayang.
Yap. Pasti udah gak asing lagi denger kata “Perbaikan
Gizi”. Gak asing bagi para mahasiswa. Apalagi pas masih awal semester. Masih anget
banget kata-kata itu.
Sekitar kurang lebih enam bulan yang lalu, pas liburan
semester pertama, gue serrrrrrriiiiiingggggg banget liat Instagram story entah
itu foto, boomerang, video dengan sisipan tulisan “Perbaikan Gizi”. Most of
them adalah mahasiswa ngekos atau mahasiswa rantau yang lagi liburan semester
at their hometown. Tapi frase itu memudar dan bahkan gue udah jarang banget
liat di Instagram pas libur semester dua ini. Mungkin itu semacam sebuah tren kali ya, karena perubahan
transisi yang biasanya kalo dirumah makan tinggal makan dan it was shocking
when you’re beginning a whole new life. Ngekos. Ngapa-ngapain ya sendiri,
termasuk makan. Kayak lagunya Caca Handika lah, masak-masak sendiri,
makan-makan sendiri cuci baju sendiri, semuaaaaa seeeennndiri (Jangan lupa
pake cengkok nyanyinya). Nah pas semester selanjutnya dan selanjutnya mungkin udah
mulai terbiasa kali ya akan hal itu semua.
It’s okay with that. Mmm cuma gue rada kurang setuju
aja kalo namanya “Perbaikan Gizi”. Karena, seolah-olah kata perbaikan gizi itu
kaya orang yang beneran sakit dan
bener bener butuh pertolongan gitu. Sedangkan menurut gue, as a mahasiswa
ngekos juga, kebutuhan gizi gue selama gue ngekos juga fine-fine aja. Meskipun lagi
pengiritan juga gizi gue fine-fine aja. Though makan nasi rames, mie instan
kadang-kadang (karena gue males masaknya di magic com), nasi pake lauk yang
kering-kering, menurut w itu juga masih ada gizinya dan gak sampe ke tahap
untuk perbaikan gizi pas pulang. Ini berdasarkan pengalaman gue. Mungkin ada
diantara kalian para ngekoser yang “mungkin” sampe ke tahap perbaikan gizi,
karena jarang makan gara-gara hectic nya tugas individu, kelompok, deadline,
etc. Mungkin ada.
Tapi berdasarkan ig story yang gue liat ya pemirsah,
most of them, title “Perbaikan Gizi” nya itu dengan background “makanan sesuatu
ditempat yang sesuatu”. Gue memberi kutip untuk memberi makna. Gue jarang liat
yang backgroundnya makanan masakan rumah, atau makanan sehat buat memperbaiki
gizi. Ada tapi gak banyak.
Udah si segitu aja, jadi menurut gue, better you
change the words “Perbaikan Gizi” to another words. Which is properly.
That’s all my point of view guys. If you’re not agree
with me it’s no problem at all. ^..^
Komentar
Posting Komentar